Bart Simpson Graduation

Sabtu, 07 Maret 2015

DEDUKSI DAN INDUKSI



PENGERTIAN DEDUKSI

Deduksi berasal dari bahasa inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan umum, menemukan yang khusus dari yang umum. (Kamus umum bahasa Indonesia hal. 273 W.J.S. Poerwadarminta, Balai pustaka, 2006)
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir silogisme yang secara sederhana digambarkan sebagai penyusun dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut


METODE PENALARAN DEDUKTIF :
  •        Silogisme
Silogisme adalah proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan)
contoh :
premis mayor / premis umum : semua orang akan mati
premis minor / premis khusus : budi adalah orang
konklusi / kesimpulan : budi  akan mati
  •        Entinem
Entinem adalah adalah penalaran deduksi secara langsung , premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
 contoh :
ikan memerlukan air
di gurun pasir tidak ada air
digurun pasir tidak mungkin ada ikan


PENGERTIAN INDUKSI

Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menemukan hukum. (Kamus umum bahasa Indonesia hal. 444 W.J.S. Poerwadarminta, Balai pustaka, 2006)
Induksi adalah ilmu eksakta mengumpulkan data – data dalam jumlah tertentu, dan atas dasar itu menyusun suatu ucapan umum. Observasi dan eksperimen dilakukan untuk mengenai gejala-gejala dengan tepat dan saksama, sedang hipotesis dan induksi membuat rumusan dari hukum-hukumnya. 
Metode berpikir induktif dimana cara berpikir dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Untuk itu, penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang  bersifat umum.
Contoh dari induksi :
  1. Kuda Sumba punya jantung
  2. Kuda Australia punya sebuah jantung
  3. Kuda Amerika punya sebuah jantung 
Jadi, setiap kuda punya sebuah jantung. 
 

METODE PENALARAN INDUKTIF :

  •        Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
contoh :
Jika dibakar plastik akan meleleh,
jika dibakar sedotan akan meleleh,
jika dibakar ember akan meleleh,
jika dibakar botol akan meleleh,
jadi jika benda plastik dibakar akan meleleh 


  •  Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
contoh :
Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih.
Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya.
Bila bayi dididik dengan baik maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
 

Jadi membentuk kepribadian baik seorang anak, ibarat menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat. Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan tentang perbedaan antara berpikir induktif dan berpikir deduktif. Berpikir induktif adalah menarik pernyataan yang didasarkan pada hasil-hasil pengamatan, sedangkan berpikir deduktif adalah penarikan pernyataan yang didasarkan pada hukum dan teori

PERBEDAAN PENALARAN DEDUKSI DAN INDUKSI

1.      Deduksi :
  •        Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
  •        Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
2.      Induksi :
  •        Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar
  •        Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.

Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan tentang perbedaan antara berpikir induktif dan berpikir deduktif. Berpikir induktif adalah menarik pernyataan yang didasarkan pada hasil-hasil pengamatan, sedangkan berpikir deduktif adalah penarikan pernyataan yang didasarkan pada hokum dan teori

Referensi terkait:
    Muslih, Mohammad. 2008. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Belukar
    Soetriono. 2007. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Andi
    S. Suriasumantri, Jujun. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
    Susanto. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara
    Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
    Ihsan, Fuad, 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
    Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), 48-49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar