Bart Simpson Graduation

Rabu, 01 Mei 2013

Manusia dan Penderitaan


       Bila suatu saat kita dihadapkan pada pertanyaan ini : “Siapakah musuh besarmu ?”, maka jawaban apakah yang akan kita berikan. Mungkin kita akan mengatakan peperangan, kejahatan, penyakit, kemelaratan ataupun kelaparan sebagai musuh besar kita. Tetapi menurut Dr. Orison Swett Marden dalam bukunya, Menindas wasangka dan rasa takut, semua hal diatas  (peperangan, dsb) meski bagaimanapun hebatnya belumlah boleh kita namakan musuh terbesar manusia, karena menurut ahli ini ada sesuatu yang lebih merupakan musuh utama manusia yaitu RASA TAKUT.
          Gangguan seperti penyakit, bencana dan kelaparan ataupun peperangan itu tidak setiap hari datangnya pada kita. mereka tidak bisa begitu saja merajalela dan merusak ketentraman hidup manusia. Justru rasa takutlah yang setiap saat menghinggap diri kita. Memang bila kita selidiki maka merasa sakit dan sebagainya, daripada menderita karena kegagalan atau menderita karena sakit itu sendiri.  Kita takut pada sesuatu lama sebelum malapetaka itu sendiri dating mengganggu kita.
Memang mengherankan, manusia yang dalam banyak hal sudah dapat menguasai dunia, sebagian besar masih bisa juga dipermainkan rasa takut. Mereka tidak menyadari bahwa rasa takut itu dating dari khayalannya sendiri. Kadangkala demikian kuatnya daya khayal itu merasuk pada diri seseorang sehingga dapat menyebabkan gangguan jiwa yang disebut PHOBIA. Perkataan ini berasal dari bahasa Yunani yang artinya takut, sedangkan rasa takut itu sendiri merupakan suatu yang sangat perlu bagi kita dalam kehidupan ini. Rasa takut atau kuatir membuat kita berhati-hati menyebrang jalan, membuat kita merasa perlu memanggil ambulance jika ada kecelakaan, jadi rasa takut memperingatkan kita setiap ada bahaya. Tetapi phobia adalah rasa takut yang terlalu dibesar-besarkan, dimana sebnarnya tidak ada perlunya.
           Belum diketahui dengan pasti berapa banyak orang yang dihinggapi secara serius oleh macam-macam phobia. Diperkirakan antara tiga ribu hingga empat ribu juta orang, ini adalah karena begitu banyak penderita phobia yang berusaha menyembunikan ketakutan mereka, tidak hanya dari dokter-dokter, tetapi juga dari temen-temen mereka ataupun keluarga mereka. Bayangkan kau mengatakan kepada ibumu bahwa kau tak dapat mengunjunginya hanya karena takut naik bus atau kereta api dan hanya dengan memikirkannya saja kau sudah berkeringat dingin. Ibumu dapat berfikir bahwa kau gila. Dan ketakutan akan menjadi gila atau dikira gila membuat kegugupan dan kepanikan seorang penderita semakin parah. Juga apabila seseorang yang ngeri bila harus naik lift, atau orang  yang sangat takut melihat laba-laba. Meskipun sebenarnya ia tahu atau sadar bahwa ketakutan itu tidak beralasan tetapi ia tetap saja tidak mampu mengendalikan diri. Ia tidak dapat menggunakan pikiran sehatnya dalam membebaskan diri dari perasaan takut ini. Jadi jelaslah penyebab takut ini terletak dbawah sadar. Sehingga seorang yang menderita phobia dapat menimbulkan problema medis dan juga problema emosional.

           
APA YANG KAU TAKUTI ?

            Banyak orang, malahan sebagian besar, sedikit dihinggapi oleh suatu bentuk takut yang irrasional (yang tak dapat diterangkan) seperti laba-laba, tikus dsb. Hal-hal seperti ini biasanya ditakuti secara berlebihan bila dibandingkan dengan bahaya yang dapat mereka akibatkan. Tetapi tentunya ada perbedaan yang nyata antara menjerit minta tolong bila kita melihat seekor laba-laba mengintip dari balik wastafel dengan seorang yang benar-benar phobia.
            Kita masih normal bila kita merasa sedikit takut atau tidak enak berjejal di bus yang penuh sesak, berada dipuncak bangunan tinggi, sendirian dirumah pada malam hari atau sedang menghadapi ujian. Kita menjadi seorang phobia bila rasa takut telah begitu meluap dan mempengaruhi kita secara tidak wajar. Penderitaan yang paling parah adalah mereka yang takut akan hal-hal atau keadaan yang biasa. Kita sering sadar bahwa apa yang kita takuti sama sama sekali tidak berbahaya tetapi kita masih merasa panic bila menghadapinya.

        A.    PHOBIA TERBANG

Banyak orang mengalami suatu getaran atau tekanan bila mereka memakai tali pengaman didalam pesawat terbang. Mereka harus diberi obat penenang sebelum mereka naik pesawat terbang atau mereka tidak mau terbang sama sekali. Duchess of Windsor dan David Bowie termasuk orang yang mengakui menderita penyakit ini.
Setiap tahun Angkatan Udara Inggris kehilangan rata-rata 25 penerbang dan karyawan oleh karena mereka akhirnya dihinggapi penyakit ini. Ini juga terdapat pada pegawai-pegawai penerbangan. Meskipun kita tahu sewaktu kita memasuki pesawat terbang ada kemungkinan sebesar 99,8% kita akan mendarat dengan selamat, tetapi kita tetap menarik nafas lega bila sudah sampai ditujuan. Orang-orang takut terbang karena takut terjadi kecelakaan, atau tertutup dalam suatu ruangan, perasaan tinggi atau mereka tidak suka dengan perasaan bahwa mereka tidak dapat menguasai keadaan. Cara pengobatan ringan seperti minum-minuman keras atau obat penenang dapat membantu meringankan sedikit, tentu dengan anjuran dokter. Bagi penderita phobia problemanya lebih hebat daripada itu.

       B.     PHOBIA-PHOBIA LAIN

Ada phobia binatang, phobia khusus seperti takut guruh atau gelap, ketakutan akan sakit atau mati dan phobia-phobia khusus. Gadis-gadis remaja cenderung pada yang terakhir ini, dan ini dapat termasuk makan, minum, dan bicara didepan umum. Setiap phobia berbed dalam intensitas dan kegawatannya. Kau mungkin merasa mual dan cepat meninggalkan ruangan bila ada orang yang sakit pada suatu pesta. Sehingga kau menghindari pesta-pesta dan pertemuan-pertemuan, malahan hamper semua pertemuan, karena kau takut melihat orang sakit.


APA YANG MEMBUAT SESEORANG MENJADI PENDERITA PHOBIA ?

            Ahli-ahli medis mempunyai pendapatan yang berbeda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dari suatu shock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya : pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan  bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanak-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tentang dan mantap.
            Tanpa pengobatan anak-anak yang menderita phobia sekolah dapat berkembang menjadi agoraphobia yang parah bila mereka sudah biasa. Kesukarannya adalah, bahwa orang tua sulit membedakan antara kemalasan yang kadang-kadang timbul dan phobia yang sebenarnya. Seorang anak yang selalu sait pada hari senin pagi atau tidak mereasa tenang dihalaman sekolah kemungkinan besar menderita phobia sekolah.
            Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa suatu phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi dan ditaklukkan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli-ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus-menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.


         A. OBSESSI

Obsesi merupakan pikiran yang bersifat terpaku (parsistent) dan senantiasa berulang kembali, yang mendesakkan diri ke taraf kesadaran individu dan timbulnya tidak dapat dielakkan oleh individu yang bersangkutan. Merupakan pemikiran yang tidak wajar pula, seperti halnya phobia, disertai sikap emosional yang kuat. Obsessi dan phobia biasanya merupakan alasan untuk bertindak secara kompulsif. Individu yang bersangkutan tahu betul sifat yang tidak wajar dalam sikapnya. Tetapi perubahan itu juga tidak akan terjadi, meskipun orang berusaha menginsyafkannya melalui jalan dan ratio.
Titik yakin benar bahwa keringatnya tidak berbau, tapi ia selalu tidak tenang bila sedang kuliah, dalam bioskop atau buskota. Ia merasa seolah-olah orrang-orang yang disekellingnya yang tidak tahan dekat-dekat dengannya, karena bau keringatnya yang tidak sedap. Tidak jarang ia meninggalkan tempat-tempat tersebut dengan hati sedih, kecewa dan ingin menangis. Rasanya ia diperlakukan kurang wajar oleh orang-orang disekitarnya, karena keringatnya berbau.
Apa yang dialami Titik adalah pikiran yang tidak wajar, bahwa keringatnya berbau, padahal tidak. Akibat dari pikiran yang tidak wajar ini, timbullah perasaan yang tidak wajar pula, misalnya merasa ada sikap tidak simpatik dari teman-teman kuliah atau orang-orang di bus kita. Sesungguhnya semua ini tidak benar, hanya dalam pikiran Titik, bahwa orang lain merasakan tidak enak karena bau keringatnya.

         B. KOMPULSI

Merupakan suatu perbuatan yang didasari dan dketahui oleh individu yang bersangkutan, akan tetapi seolah-olah dlakukannya diluar kekuasaannya, walaupun ia tahu perbuatannya itu tidak wajar atau tidak masuk akal.
Soni tidak pernah puas menutup pintu hanya sekali. Rasa was-was dan takut selalu menyelimuti dirinya, seakan akan ia belum beres dalam menutup pintu. Soni sangat kompulsif dalam mengunci pintu. Soni sendiri sebenernya tahu dan sadar bahwa kunci itu cukup dikunci satu kali saja. Tetapi karena pikirannya bersifat obsessif, maka ia tidak kuasa mengelak dorongan perbuatan yang bersifat kopulsif itu. Seakan-akan mengunci pintu yang berulang-ulang sampai menjengkelkan dirinya sendiri itu diluar kekuasaannya sendiri.


c      C. PENGOBATAN

Oleh karena baru saja penderita phobia dianggap sebagai kasus tersendiri maka pengobatannya juga masih dicarikan. Kesukaran pertama adalah menentukan diagnosanya. Beberapa dokter memberikan obat penenang yang dapat menolong, meskipun banyak penderita merasa bahwa obat penenang hanya dapat meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan penyakitnya. Psikoanalisis-psikoanalisis berkonsentrasi pada penemuan sebab utama phobia itu dan menolong si penderita supaya mengerti dan berkompromi dengan dorongan-dorongan sex atau dorongan-dorongan menghancurkan, daripada melarikan diri dari penyakit itu.
Suatu cara pengobatan yang dikenal sebagai “membanjir” juga dipergunakan. Si penderita didorong untuk mengalami ketakutan yang semakin mungkin, maka gejala-gejala ketakutan akan hilang sesudah penderita mengalaminya secara dalam. TETAPI TINGKAH LAKU adalah cara lain yang telah dipakai dengan sukses. Prinsipnya adalah rileks. Si penderita diajar  untuk dapat rileks sambil memandang objek atau keadaan yang ditakuti. Umpama seorang wanita yang takut akan kucing, diberi gambar kucing, kemudian diberi bulu sedikit untuk dipegang, dan akhirnya disuruh berjalan-jalan sebentar ditemani oleh perawat atau dokter yang dapat menenangkan bila ia mulai panik.
Dr. Claire Weeks, yang dengan bukunya SELF HELP FOR NERVES (Menolong sendiri syaraf anda) telah menolong dan menyembuhkan  banyak penderita-penderita phobia, merasa bahwa ketegangan dan tekanan begitu memperhebat ketakutan dan sebab utamanya bila ada, dilupakan. Oleh karenanya, tidak selalu perlu mencari sebab phobianya untuk dapat dirawat dan diobati.


BAGAIMANA MELENYAPKAN RASA TAKUT ?


Kita sudah mengetahui bahwa rasa takut itu merupakan momok yang senantiasa mengganggu kita. Tetapi mengapa masih juga kita memeliharanya ? Mengapa kita biarkan ia tetap merajai hati kita? Sebenarnya, sebagaimana kita sendiri menciptakan rasa takut itu, kita pun dapat menguasainya. Dengan akal sehat kita bisa menentangnya. Memang tidak mudah untuk melakukan itu. Tapi dengan latihan-latihan kita akan bisa melawan rasa takut itu sedikit demi sedikit. Bila ada sesuatu yang mencoba mengganggu kita berdaya untuk mengatasinya. Jangan biarkan diri terpengaruh oleh gangguan-gangguan itu. Justru biarkan diri untuk menjadi tua dari mereka, hingga kita berkuasa untuk menerima atau menolak, menurut kehendak kita. Yakinlah bahwa tidak ada orang lain yang akan sanggup membuat kita takut. Memang mereka bisa berbuat sesuatu yang kiranya dapat membangkitkan rasa takut kita. Tetapi itu tidak akan berarti apa-apa, bila kita telah siap menghadapinya, bahkan kita bisa mengendalikannya.
Kami berikan disini sebuah contoh tentang kisah si Ali. Tiga bulan ini mendapat tugas untuk berpidato dan ia pun menyanggupinya. Walau demikian, mungkin karena ia seorang yang sangat berperasaan atau agak pemalu, ia selalu merasa takut dan was-was, kalau-kalau nanti tidak bisa menjalankan tugasnya dengan sempurna. Semakin mendekati saat tugasnya, semakin bertabbah-tambahlah kekuatirannya. Makan tak enak, tidur tak nyenyak, kegembiraannya pun lenyap. Gelisah selalu membayanginya, takut kalau-kalau nanti tiba saatnya, ia akan membuat suatu kekeliruan yang mengecewakan. Takut dapat malu dari teman-temannya. Begitulah selama tiga bulan itu Ali benar-benar tersiksa batinnya. Rasa takut gagal itu membuatnya benar-benar menderita.
Sebaliknya, bila saja ia tidak membiarkan rasa takutnya itu merusak hatinya, tapi selalu mencerahkan wajahnya dan mencurahkan pikirannya untuk kesuksesannya, tentu kepercayaan pada diri sendiri akan semakin tebal. Dan pada saatnya nanti dia betul-betul bisa berakting dengan baik. Nah, inilah resep untuk kita. Bila ingin sukses, pikirkanlah sukses dan carilah jalan menuju sukses. Jangan bersamaan dengan itu kita juga memikirkan kegagalan. Bukankah kita tidak bisa memikirkan yang satu, tapi juga mengharapkan yang lain.


A. SIFAT BERANI

Ada sifat yang sebaiknya kita miliki dalam hidup ini. Yaitu sifat pemberani. Sebab orang yang tidak pernah kehilangan sifat pemberaninya, walaupun bagaimana tidak dapat dipikul hancur. Berkali ia gagal, berkali pula ia bangun dan maju lagi. Bilamana telah kita memiliki sifat berani itu, walaupun hanya sedikit, peliharalah ia sebaik-baiknya. Dengan senantiasa berpikir yang berani, pujalah ia sebagai lambang cita-citamu. Pasti keberanian itu semakin lama semakin akan berkembang. Didalam hal ini keinsyafan akan harga diri, kepercayaan pada diri sendiri dan kesadaran adalah merupakan benih terpenting dalam membuka jalan keberanian. Maka adalah amat penting bagi kita untuk tetap memelihara sebaik-baiknya.
Mungkin disuatu saat kita akan menjadi patah semangat dan kehilangan kepercayaan pada diri sendiri, karena suatu ejekan, ataupun kata-kata pahit yang dilontarkan pada kita, ataupun karena kekecewaan terhadap keadaan. Janganlah situasi seperti ini kita biarkan berlarut sehingga kita menjadi betul-betul lemah. Tenangkan dulu pikiran, kemudian renungkan kesalahan-kesalahan apakah yang telah kita perbuat, untuk selanjutnya kita pikirkan rencana-rencana apa yang sebaik-baiknya kita laksanakan.
Begitulah kita sebenarnya tidak hanya bisa mendapat pengaruh dan kekeliruan saja, tetapi kita pun juga mempunyai kuasa untuk memperbaiki. Kita pun punya kuasa untuk memusnahkan rasa takut bila kita gunakan kekuasaan itu.






sumber     :
Mustopo,M.Habib.Ilmu Budaya Dasar. Penerbit : Usaha Nasional. Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar