Bart Simpson Graduation

Sabtu, 16 Mei 2015

IBU... Malaikat Tanpa Sayap Dengan Cinta Yang Tidak Pernah Pudar

Mungkin kita pernah mendengar berita atau kisah seorang ibu yang tega menyakiti atau bahkan membunuh anaknya sendiri. Tapi pastilah kita jauh lebih sering lagi mendengar atau menbaca kisah-kisah tentang besarnya kasih sayang seorang ibu. Atau tidak lah usah kita melihat jauh terhadap kisah yang dialami oleh orang lain yang ditulis dalam buku-buku sejarah atau dicetak menjadi sebuah novel yang mahal, bukankah kita sendiri mempunyai dan cukup mengenal seorang wanita yang pernah kesakitan saat melahirkan anaknya, yaitu “KITA”.

Ibu adalah ia yang tak akan tega melihat atau menyaksikan anaknya menderita. Mungkin jika diberikan pilihan kepadanya antara hidup dan kematian yang sangat menentukan, ia akan memilih mati agar kita sebagai anaknya tegap hidup. Mungkin kita tidak lagi ingat ketika ibu kita dengan sangat rela membersihkan kotoran kita saat kita balita, ia yang dengan sabar menyuapi kita saat kita rewel atau yang dengan sabar menunggu malam agar cepat berlalu ketika kita terbaring sakit dengan matanya yang sayu karena tidak tidur mengkhawatirkan kita.  Lantas, sudahkah kita ingat ia ketika kita dewasa?

Memang terkadang akan ada saja kekesalan yang akan dirasakan oleh seorang anak dengan berbagai alasan karena orang tua nya. Mungkin kita pernah merasa tidak dihargai, atau tidak disayangi karena ibu kita lebih menyangi saudara kita sendiri yang memiliki kelebihan dibandingkan kita atau memang ibu kita lebih menyimpan simpati dan kasih sayang nya kepada saudara yang lain. Mungkin perasaan ini masih ada sampai kita dewasa, jika memang ia sadarkah kita, bahwa kita telah menghilangkan satu poin penting yang sangat berharga dalam hidup kita, yaitu tuntuan kita sebagai seroang anak adalah senantiasa berbakti kepada orang tua kita termasuk dalam hal ini seorang ibu. Jika kita merasa tidak disayangi, bukankah banyak orang yang merasa tidak disayangi padalah ia adalah orang yang paling diperhatikan pada kenyataannya. Jadi semua berawal dari rasa tidak terima kita..

Tidak mudah memang terkadang membina hubungan yang baik dengan seorang ibu. Seorang anak yang telah beranjak dewasa, ia lebih sering melupakan ibu dan bapaknya. Malah sering kita dengar ada anak perempuan yang gemar sekali memusuhi ibu yang seharusnya ia hormati. Jika kita adalah anak laki-laki, mungkin kita adalah yang termasuk anak yang sering jauh dan jarang bertemu dengan ibu kita karena kesibukan yang tak memberikan waktu luang sedikitpun walau hanya untuk menghubunginya via telpon.

Kasih sayang ibu sepanjang masa

Jika dihadapkan padanya antara hidup dan kematian, pastilah ia akan memilih mati agar kita tetap hidup
Rasanya tidak terlalu berlebihan kalimat tersebut untuk menggambarkan betapa besar kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, yaitu “kita”. Seorang ibu adalah ia yang telah berjuang dengan gigih saat melahirkan kita, pastinya kita tak akan ingat ketika ia dengan rela hati membawa kita kemanapun ia pergi saat kita dalam kandungannya lebih kurang selama 9 bulan lamanya.

Begitu indahnya gambaran kasih sayang yang diberikan oleh seorang ibu kepada anaknya. Ia memberikan apapun agar anaknya hidup layak dan bahagia. Apakah kita berfikir ketika ia berikan segalanya untuk kita, ia curahkan semua perhatiannya untuk memikirkan kebutuhan kita, sang ibu mengharapkan balasan kita? Sama sekali tidak, jikapun ada ibu yang terkadang meminta sekedar kebutuhannya itupun tidak seberapa, dan itu memang kewajiban kita sebagai seorang anak. Pernahkah kita mendengar dalam ajaran Islam yang mulia, bahwa semua harta yang kita miliki adalah hak orang tua kita?

Kasih sayang ibu memang tidak terbatas. Mungkin bagi sebagian kita yang telah merasakannya dan ada yang sama sekali tidak sadar akan besarnya kasih sayang seorang yang mulia ini. Masih ingatkah kita saat kita masih seorang bocah nakal yang sering kali merepotkannya, ia mungkin marah, tapi bukan berarti itu dapat mengurangi kasih sayang nya kepada kita. Ia marah karena kita melakukan sesuatu yang salah, adalah salah satu bukti bahwa ia sedang menyayangi anaknya.

Kasih sayang ibu tidak mungkin dapat kita bayar sampai kapanpun, ia adalah hutang yang tak mungkin pula dapat kita lunasi sampai kita mati. Saat kia dalam kandunganya, ia adalah yang paling merasakan kesusahan karena kita. Tidur tidak nyenyak, kemana-mana berjalan dengan perut yang berat, tidak boleh makan ini dan itu serta tak jarang harus makan makanan yang tidak ia sukai.
Pada saat melahirkan tiba, penderitaan ibu untuk memperjuangkan kelangsungan hidup kita harus dilaluinya. Saat seorang ibu melahirkan anaknya, merupakan saat-saat ketika ia harus berhadapan dengan keadaan yang mengancam jiwanya untuk melahirkan kita. Ia harus menghadapi kesakitan yang luarbiasa agar kita lahir kedunia.

Pada saat anak masih bayi, penderitaan ibu belum selesai. Setiap malam harus bangun untuk mengganti popok, menyusui, dan menidurkan si bayi. Belum juga terlelap lama, jika si kecil bangun, maka ibu harus ikut bangun untuk melayani kebutuhan si kecil. Begitu seterusnya hingga anak dapat hidup mandiri. Bahkan, ketika anak sudah besar dan mandiri-pun kasih sayang ibu tidak pernah surut atau berkurang. Mereka tetap menyayangi anak-anaknya, melalui cucu- cucunya.

Seorang ibu malakukan semua itu dengan penuh kasih sayang tanpa disertai harapan mendapat balasan. Seorang ibu adalah ia yang senang ketika kita senang, ia akan sedih ketika kita mendapatkan kesusahan. Jika kita sakit, ia adalah orang yang paling mengkhawatirkan kita. Itulah diantara kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya.

Ibu yang Mustajab Doanya

Didalam Islam, salah satu doa yang dikatakan Mustajab adalah doa dari seorang ibu. Ia adalah orang yang berdoa tanpa mengharapkan balasan dari anaknya. Oleh karena itu, jika kita mengharapkan keberhasilan dan kebaikan senantiasa menyertai kita dimanapun dan apapun usaha yang kita lakukan, maka mintalah doa serta restu dari ibu kita jika memang ia masih ada. Tatkala kita mendapatka restu serta doanya, maka itu adalah peluang serta asset berharga yang kita punya.

Sebaliknya, jangan sekali-kali kita menyakiti hadi seoang ibu. Jika seoang ibu telah murka karena kedurhakaan yang dilakukan oleh anaknya, maka tatkala ia berdoa keburukan untuk anaknya karena kedurhakaan sang anak kepadanya, maka ini adalah mala petaka yang sangat mengerikan yang tidak bisa kita bayangkan akibatnya. Semoga kita bukan termasuk anak-anak yang durhaka kepada orang tua kita.

Benarkah Surga itu ada Ditelapak kaki ibu

Sering kali kita mendengar kata ini, “Surga ada ditelapak kaki ibu” benarkah itu? Mengenai ungkapan ini disarkan kepada hadis yang berkaitan dengan birul walidain. Meskipun ada beberapa yang mengatakannya lemah dan palsu, akan tetapi ada juga hadis yang menyatakan derajatnya pada hadits yang lain hasan. Terlepas dari perselisihan tersebut, (walalohua’lam) jika dilihat dari segi makna tidak lah salah karena besarnya kasih sayang seorang ibu dan begitu tinggi kedudukan seorang ibu bagi kita.

Kaki adalah organ tubuh yang paling rendah bagi manusia, artinya kita harus senantiasa merendahkan diri kita tatkala kita didepan ibu dan ayah kita. Melembutkan suara saat berkata dan tidak membentak keduanya. Bahkan dalam Al Quran dijelaskan pula, bahwa seorang anak bukan hanya tidak diperbolehkan membentak kedua orang tuanya, bahkan ia tidak boleh mengucapkan perkataan “ah” sekalipun tatkala salah satu atau kedua orang tuanya memerintahkan sesuatu selain bermaksiat kepada Alloh.

Oleh karena itu, jika kita inginkan kebahagiaan dunia maupun di akherat, maka hendaklah kita senantiasa memperhatikan sikap kita kepda ibu dan ayah kita. Kasih sayang seorang ibu dan seoang ayah, adalah keniscaaan yang tak dapat kita baikan. Jikapun Alloh takdirkan kita tak sempat lama bersama mereka, kita masih bisa panjatkan doa atau bersedekah untuk keduanya. Semoga dengan banyaknya kita berdoa atau bersedekah yang kita tujukan untuk mereka, hal ini akan menjadi penolong mereka dan meringankan beban ibu dan ayah kita diakherat kelak. Wallohua’lam.



Artikel tentang Ibu ini saya persembahkan untuk Almarhumah Ibu saya yang sudah mengajarkan saya disiplin, mengajarkan saya menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua. Ibu adalah malaikat yang diturunkan Tuhan tanpa sayap. Malaikat yang senantiasa membimbing anaknya untuk menjadi anak yang sukses, anak yang bisa dibanggakan kedua orang tuanya. Ibu yang telah mengandung selama 9 bulan, tidurpun tidak nyenyak tetapi kita tak pernah tau Ibu selalu mengajak kita berinteraksi walaupun reaksinya hanya gerakan sedikit. Setelah Ibu mengandung, Ibu akan mengalami fase melahirkan dan itu adalah pertaruhan nyawa seorang Ibu sesungguhnya. 

Rasa sakit yang ia rasakan akan terbayarkan dengan tangisan pertama seorang anak yang dilahirkannya kedunia dengan adzan seorang ayah. Apakah kalian tahu bahwa Ibu banyak berbohong kepada kita? Ibu berbohong hanya untuk melihat anaknya senang, terkadang memang itu menyiksa sang Ibu. Seorang anak menginjak remaja dan pada saat itulah Ibu akan menjaga kita lebih ketat. Tapi kita selalu beranggapan bahwa Ibu lebay, gak gaul, gak tau tren sekarang, atau terkadang kita sering mengatakan “Aku ingin bebas bu, aku ingin seperti anak-anak yang lain. Aku merasa terkekang seperti ini. Ibu jahat. Aku benci ibu!!” saat kita mengatakan hal itu dengan nada suara yang tinggi, hati seorang ibu akan merasa sedih, ia sebenarnya ingin menangis tapi ia harus terlihat tegar didepan anak yang sudah dibesarkannya. 

Sampai saatnya kita menikah, memang Ibu yang mempersiapkan segalanya agar terlihat sempurna. Ibu menangis penuh haru, anak yang ia besarkan harus pergi meninggalkannya ya walaupun akan bertemu kembali tetapi Ibu sudah tidak bisa mengganggapnya sebagai anak kecil yang harus dimarahi. Dan inilah saatnya Ibu dipanggil Yang Maha Kuasa. Kita hanya bisa melihat Ibu sampai ajalnya dan terbujur kaku dihadapan kita. Apa yang bisa kita perbuat? Sedangkan banyak kesalahan yang kita perbuat terhadap Ibu. Kita hanya bisa menangis dan meratapinya, hanya bisa meminta maaf walaupun Ibu sudah tidak bisa dengar lagi, Ibu sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Inilah penyesalan yang paling terdalam karena sudah menyia-nyiakan Ibu. Sampai Ibu dimasukkan ke liang lahat pun kita hanya bisa melantunkan do’a dengan tangisan yang terus menerus keluar dari mata. Mungkin memang inilah yang terbaik yang diberikan Allah SWT.

Sedikit tulisan yang ditulis oleh Almarhumah Ibu Saya.

Dear cancer payudara
Terima kasih sudah hadir dan  menetap  dalam  tubuhku
Sungguh, semenjak kehadiranmu.....hidupku jadi berubah dan cara pandangkupun berubah
Berusaha untuk lebih memaknai arti hidup dan untuk apa aku hidup.
Berusaha  untuk  lebih ikhlas dan menerima dengan bahagia atas apapun yg terjadi didlm hidup. Berusaha untuk tidak menyimpan file memori dan kejadian buruk terlalu lama ke dalam
Tapi, ketahuilah... bahwa suatu pertemuan pasti akan di akhiri dengan perpisahan.
Karena aku butuh sehat  ... maka aku akan melepasmu  satu demi satu secara perlahan lahan dengan
penuh damai dan rasa cinta.
Aku butuh sehat untuk suamiku, anak anakku , orangtuaku, adik adiku,teman temanku dan semua orang yg membutuhkan kehadiranku dengan sehat.
Terima kasih , duhai cancer payudara  selamat tinggal.... peluk erat.

Sahabatmu,
Annie


Ketahuilah Bu, betapa sesungguhnya ku mencintaimu. Rindu yang sekarang menerpaku. Kesepian yang selalu hadir disetiap hari-hariku. Tanpamu hidupku tak berarah. Tanpamu semua berbeda. Kehilangan sesosok Ibu adalah hal paling menyedihkan dan membuat aku terpuruk seumur hidup. Kau takkan pernah terganti dan kau selalu dihatiku, Bu.
Seperti udara kasih yang engkau berikan. Tak mampu ku membalas. Ibu... – Ibu, Iwan Fals




Sumber  :
http://berbaktikepadaorangtua.com/kasih-sayang-ibu/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar